ubah bahasa sesuai keinginan anda

Rabu, 26 Desember 2012

ANATOMI SISTEM REPRODUKSI, HORMON-HORMON DAN SIKLUS MENSTRUASI



ANATOMI PADA SISTEM REPRODUKSI, HORMON-HORMON PADA SISTEM REPRODUKSI DAN SIKLUS MENSTRUASI 

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ada yang istimewa di dalam tubuh seorang wanita dibandingkan kaum lelaki, yaitu kemampuan untuk membesarkan janin dalam rahimnya. Sebenarnya perbedaan antara laki laki dan perempuan adalah pada rahimnya. Tapi selain rahim, organ lainnya juga sangat menentukan keberhasilan seorang wanita untuk dapat hamil dan membesarkan janin dalam rahimnya karena organ yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan sehingga proses kehamilan yang fisiologis dapat terjadi. Pada dasarnya alat reproduksi wanita dibedakan menjadi 2, yaitu alat reproduksi eksterna dan interna. Alat reproduksi eksterna yaitu alat reproduksi yang terletak dan tampak dari luar. Dan alat reproduksi interna yaitu alat reproduksi wanita yang terletak di bagian dalam tubuh wanita.
Dalam merencanakan, melakukan dan mengevaluasi asuhan atau perawatan yang akan dilakukan pada wanita, baik dalam asuhan kehamilan, persalinan, nifas, manpun dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan KB, sangat penting bagi kita sebagai calon bidan atau tenaga kesehatan untuk mengetahui struktur dan anatomi alat reproduksi wanita. Sehingga kita dapat memberikan asuhan yang benar,  maksimal dan berkualitas pada wanita. 

BAB II
SISTEM REPRODUKSI

A.    Anatomi Pada Sistem Reproduksi
  1. Anatomi Sistem Reproduksi Pada Wanita ”Genetalia Eksterna”



Organ reproduksi eksterna pada wanita sering disebut vulva, mencakup semua organ yang dapat terlihat dari luar. Bentuk vulva pada masing masing wanita bervariasi, tapi pada dasarnya alat alat reproduksinya sama saja
a.       Mons Pubis/ Mons Veneris
Mons Pubis, Labia Mayora, Labia Minora
a)      Bagian yang menonjol yang banyak berisi jaringan lemak yang terletak dipermukaan anterior simpisis pubis
b)      Setelah pubertas, kulit mons veneris ditutup oleh  rambut-rambut
c)      Seiring peningkatan usia, jumlah jaringan lemak ditubuh wanita akan berkurang dan rambut pubis akan menipis
b.      Labia Mayora
a)      Berupa  dua buah lipatan jaringan lemak, berbentuk lonjong dan menonjol yang berasal dari mons veneris dan berjalan kebawah dan kebelakang yang mengelilingi labia minora.
b)      Terdiri dari 2 permukaan, yaitu bagian luar yang menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut,dan bagian dalam menyerupai selaput lendir  dan mengandung banyak kelenjar sebacea
c)      Labia mayora kiri dan kanan bersatu di bagian belakang dan batas depan dari perinium  disebut Commisura posterior/frenulum.
d)     Homolog dengan skrotum pada laki laki
c.       Labia Minora
a)      Merupakan dua buah lipatan jaringan yang pipih dan berwarna kemerahan yang terlihat jika labia mayora dibuka.
b)      Pertemuan lipatan labia minora kiri dan kanan di bagian atas disebut preputium klitoris, dan di bagian bawah disebut frenulum klitoris.
c)      Pada bagian inferior kedua lipatan labia minora memanjang mendekati garis tengah  dan menyatu dengan fuorchette.









d.      Clitoris/ Klentit

Add caption


a)      Merupakan suatu tanggul berbentuk silinder dan erektil yang terletak di ujung superior vulva
b)      Mengandung banyak urat-urat saraf sensoris dan pembuluh pembuluh darah.
c)      Jumlah pembuluh darah dan persyarafan yang banyak membuat klitoris sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan dan sensasi tekanan. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan keregangan seksual.
d)     Ujung badan klitoris dinamai Glans dan lebih sensitif dari pada badannya
e)      Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm dan bagian yang terlihat adalah sekitar 6x6 mm atau kurang pada saat tidak terangsang dan akan membesar jjika secara seksual terangsang.
f)       Klitoris analog dengan penis pada laki-laki

e.       Vestibulum
Add caption

Vestibulum

a)      Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh klitoris dan dorsal oleh fourchet.
b)      Vestibulum merupakan muara muara dari 6 buah lubang yaitu vagina, urethra, 2 muara kelenjar bartolini yang terdapat di samping dan agak ke belakang dari introitus vagina dan 2 muara kelenjar skene di samping dan agak ke dorsal urethra.
f.       Kelenjar Bartholini dan Skene
a)      Kelenjar yang penting didaerah vulva karena dapat mengeluarkan lendir.
b)      Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks


g.      Ostium Uretra
a)      Walaupun bukan merupakan sistem reproduksi sejati, namun dimasukkan ke dalam bagian ini karana letaknya menyatu dengan vulva.
b)      Biasanya terletak sekitar 2,5 cm dibawak klitoris
h.      Ostium Vagina
Liang vagina sangat bervariasi bentuk dan ukurannya. Pada gadis, kebanyakan vagina tertutup sama sekali oleh labia minora dan jika dibuka, terlihat hampir seluruhnya tertutup oleh himen.


i.        Hymen

a)      Berupa lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus vagina
b) Biasanya himen berlubang sebesar ujung jari berbentuk bulan sabit atau sirkular sehingga darah menstruasi dapat keluar. Namun kadang kala ada banyak lubang kecil (kribriformis), bercelah (septata), atau berumbai tidak beraturan (fimbriata). Pada tipe himen fimbriata, pada gadis sulit membedakannya dengan himen yang sudah mengalami penetrasi saat koitus.    
j.        Perineum
Perineum adalah daerah muscular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus.

2.      Anatomi Sistem Reproduksi Pada Wanita ”Genetalia Interna”
Genitalia interna adalah organ reproduksi wanita yang terletak di dalam rongga pelvis. Bagian-bagian Genitalia Interna :
a.       Uterus
a)      Merupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis diantar kandung kemih dan rektum
b)      Dinding depan, belakang dan atas tertutup peritoneum, sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan kandung kemih
c)      Bagian uterus seperti bola lampu atau buah pir yang pipih
d)     Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas
e)      Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm
Uterus terdiri dari 2 bagian :
a)      Serviks Uteri
Bagian bawah istmus uteri, berdasarkan perlekatan dengan vagina, terbagi menjadi 2 : Portio, Supravaginal.
b)      Korpus Uteri
                        Korpus uteri terdiri dari beberapa bagian :
1)      Istmus uteri : tempat dimana kanalis endoserviks membuka
ke kavum uteri
2)      Kornu : tempat bermuara kedua tuba falopii yaitu dibagian superior dan lateral
3)      Fundus : bagian atas uterus yang berbentuk konveks diantara
kedua kornu
b.      Tuba Falopii/ Salping
Merupakan organ tubulo muskuler, dengan panjang sekitar 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8 mm.
Tuba fallopi terbagi menjadi 4 bagian :
a)      Pars Interstitialis, terletak diantara otot rahim, mulai dari ostium internum tubae
b)      Pars Istmika tubae, bagian tuba yang berada diluar uterus dan merupakan bagian yang paling sempit
c)      Pars ampularis tubae, bagian yang paling luas dan
membentuk huruf “S”
d)     Pars infudibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki umbai yang disebut fimbriae tubae

c.       Ovarium
ovarium terdapat 2 buah yaitu kiri dan kanan. Ovarium terdiri dari 2 bagian :
a)      Kortaks Ovarii
1)      Mengandung folikel primodial
2)      Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graaf
3)      Terdapat korpus luteum dan albican
b)      Modula ovarii
1)      Terdapat pembuluh darah limfe
2)      Terdapat serat syaraf
Fungsi Masing-masing Bagian Dari Genitalia Interna
a.       Uterus
a)      Siklus mentruasi
b)      Kehamilan
c)      Persalinan
b.      Tuba Falopii
a)      Menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi
b)      Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi
c)      Tempat terjadinya konsepsi
d)     Tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula, yang siap mengadakan implantasi.
c.       Ovarium
a)      Perkembangan dan pelepasan ovum
b)      Sintesa dan sekresi hormon steroid
3.      Anatomi Sistem Reproduksi Pada Pria ”Genetalia Eksterna”

a.       Penis
Penis terdiri dari:
a)      Akar (menempel pada didnding perut)
b)      Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
c)      Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
a)     2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
b)  Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).
b.      Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).
c.       Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone.
Fungsi testis, terdiri dari :
a)      Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
b)      Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).

4.      Anatomi Sistem Reproduksi Pada Pria ”Genetalia Interna”
a.       Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda spermatika.
b.      Uretra
Uretra berfungsi 2 fungsi:
a)      Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
b)      Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
c.       Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
a)      Lobus posterior
b)      Lobus lateral
c)      Lobus anterior
d)     Lobus medial

Fungsi Prostat :
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
d.      Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis. Fungsi Vesika seminalis, mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen
Duktus Duktuli
a.       Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens.
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.
b.      Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.
c.       Uretra.
Uretra berfungsi 2 fungsi:
a)      Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
b)      Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

B.     Hormon-Hormon Pada Sistem Reproduksi
1.      Hormon Pada Wanita
a.       Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
b.      Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
c.       Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
d.      FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
e.       LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.


f.       HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
g.      LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu/meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga

2.      Hormon Pada Pria
a.       FSH : Menstimulir spematogenesis.
b.      LH : Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron.
c.       Testosteron
Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya. Efek hormon testoteron pada pria:
Sebelum lahir:
a)      Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
b)      Mendorong penurunan testis ke skrotum


Efek reproduksi
a)      Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
b)      Penting dalam spermatogenesis
c)      Pertumbuhan tanda kelamin sekunder
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.

C.     Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang pertama kali (disebut menarke) paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun.
Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari menarke sampai terjadinya menopause.
Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1). Siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya.
Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari. Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.
Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur. Jarak antar 2 siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur.
Siklus dan lamanya menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender. Dengan menggunakan kalender tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantu anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang.
Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya. Dengan demikian anda dapat mengetahui siklus anda.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan.
Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telulr ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii. Di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma.
Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk ke dalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus bisa berlangsung selama 3-5 hari, kadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya. Siklus menstruasi perkembangan folikel.
Siklus menstruasi terbagi menjadi 3 fase:
1.      Fase Folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.
Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
2.      Fase Ovulatoir
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya; nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.
3.      Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari.
Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesteron. Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi.

Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.


DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Cunningham, F Gary. 2006. Obsterti William Edisi 21. Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta : EGC.

1 komentar:

> window.setTimeout(function() { document.body.className = document.body.className.replace('loading', ''); }, 10);